Pesona Jemani

Pesona Jemani
Jemani indukan

Kamis, 13 November 2014

Catatan Perjalanan Pendakian Gunung Merbabu Jalur Selo

Jalur Pendakian Gunung Merbabu via Selo
25-26 Oktober 2014



Berawal dari Pendakian di Gunung lawu bulan September, Kini dibulan Oktober 2014 kami lanjutkan untuk pendakian ke Gunung Merbabu.

Mentari pagi bersinar cerah telah menyambut saya, pagi itu tanggal 25 Oktober 2014, perlengkapan pribadi sudah saya siapkan sedini mungkin. Sayapun menyempatkan diri untuk membeli sandal gunung, mengingat pengalaman kemarin ketika pendakian di Gunung Lawu sandalku hampir putus di tengah perjalanan turun, sehingga mengharuskan saya untuk berjalan terseok-seok menuju basecamp cemoro sewu.

Demikian juga persiapan perbekalan dan peralatan pribadi berupa makanan, coklat, mie, kurma, dan air minum hingga perlengkapan seperti jaket, sarung tangan, masker, kaos kaki, sandal, obat pribadi, senter, sarung dll. Semua peralatan dan perbekalan sudah saya packing rapi di dalam tas ranselku. Kemudian saya bersiap meluncur  menuju tempat yang telah dijanjikan untuk berkumpul dengan rekan-rekan lainnya yaitu di kontrakan krutuk belakang BNI Sekarpace Solo. Saya berangkat dari rumah pukul 11.00 sampai dikontrakan sekitar jam 11.45.

Dikontrakan ini semua rekan2 telah berkumpul, segala persiapanpun kami lakukan bersama. Kemudian kami menuju kantor untuk mengambil perlengkapan yang lain. Perlengkapan Team terdiri dari  3 buah Tenda dome, 1 kompor gas mini & nesting3 tas keril 2 (bawa tenda), satu hicook, Komsumsi, Obat-obatan dll.

Merbabu Indah dan menarik bukan 
Pendakian kali ini lain dari pada yang lain, ketika mendaki di merbabu cuma 10 personil, sekarang bertambah ramai yaitu 16 person, terdiri dari 6 orang dari rekan luar kantor, sedangkan 10 orang dari rekan-rekan kantor yang terdiri dari rendra Ageng, Rudi, Andri, Ary, Agus maulana, Pendhoz, Bachtiar, Bowo dan saya sendiri. Perbekalan dan persiapan telah kami lakukan pendakian ini tetap dipimpin sang pelopor yaitu Rudi Wijaya.

BaseCamp Pak Parman
Kami berangkat dari solo sekitar jam 14.00, sampai di selo sekitar jam 16.30, kemudian kami memarkirkan kendaraan dan kumpul di basecamp Pak Parman. Sembari istirahat melepas capeknya perjalanan, dan juga untuk mempersiapkan tenaga, kami makan sore dengan menu soto ayam di Basecamp Pak parman. Harganyapun terjangkau hanya 5.000 rupiah.  

Pendakian dimulai pukul 17.00, dari gerbang pintu utama pendakian selo, kami berkoordinasi bersama team. 

Koordinasi dulu Bro....
Perjalanan pendakian dari gapura Pendakian Selo, kami memulai melangkahkan kaki setapak demi setapak, bertemu dengan team pendaki lain dari Sukoharjo, Semarang dan jogja karta. Haripun kian gelap kami telah mempersiapkan diri dengan senter sebagian teman lupa tidak bawa senter, sehingga sedikit menghambat perjalanan ini, namun tidak mengapa kebersamaan ini akan menghantarkan pada sebuah arti perjuangan hidup.

Lalu lalang kendaraan
di depan Basecamp Pak Parman
Dipermulaan perjalan ada teman kita yang kondisi fisiknya drops dan akhirnya ia mengurungkan diri untuk tidak memebersamai kami dan memilih tinggal di basecamp. Sebuat aja Agus M, meskipun demikian kita salut akan keputusannya diawal, semangatnya membersamai kami, meskipun ia tidak melanjutkan pendakian. Perjalanan kali ini, kami membagi team menjadi 2 bagian yaitu team pertama sebagai pembuka jalan dan ke dua sebagai team sapu bersih yakni bagian pengawal belakang, kebetulan saya menjadi bagian terdepan untuk mengawali perjalanan ini, di bagian team sapu bersih Ada mas Andri, Shidiq, bagian tengah perjalanan ada Rudi, Bachtiar dll, pembagian tas keril pembawa tenda dan perlengkapan sudah diserahakan pada rekan-rekan yang telah ditunjuk sesuai perencanaan. 

Mengenal Lebih Dekat Gunung Merbabu 

Sebelum melanjutkan perjalanan, marilah kita mengenal seluk beluk Gunung Merbabu. Gunung Merbabu memiliki sisi keindahan tersendiri dibandingkan dengan Gunung-gunung yang ada diindonesia, terletak di propinsi jawa tengah dan di kelilingi beberapa kota di sekeliling-nya, yaitu Magelang, Salatiga serta Boyolali. Gunung Merbabu adalah gunung berapi aktif tidur karena memiliki beberapa kawah di puncaknya yaitu kawah sambernyowo, kawah kendang serta kawah kombang. Gunung ini juga memilik beberapa puncak yaitu syarif, triangulasi, serta puncak kenteng songo. 

Gunung Merbabu terletak di jawa tengah dengan ketinggian 3.142M dpl pada puncak Kenteng Songo. Gunung Merbabu berasal dari kata "meru" yang berarti gunung dan "babu" yang berarti wanita. Gunung ini dikenal sebagai gunung tidur meskipun sebenarnya memiliki 5 buah kawah: kawah Condrodimuko, kawah Kombang, Kendang, Rebab, dan kawah Sambernyowo. 

Peta jalur pendakian selo
Terdapat 2 buah puncak yakni puncak Syarif (3119m) dan puncak Kenteng Songo (3142m). Puncak Gn.Merbabu dapat ditempuh dari Cunthel, Thekelan (Kopeng/Salatiga), Wekas (Kaponan/Magelang) atau dari selo (Boyolali). Perjalanan akan sangat menarik bila Anda berangkat dari jalur Utara (Wekas, Cunthel, Thekelan) turun kembali lewat jalur selatan (Selo). Ini merupakan jalur favorit pendaki yang akan melanjutkan perjalanan pendakian ke Gunung Merapi. Sebagian pendaki mengistilahkan dengan kata Pendakian MM ( Merbabu Merapi ).

Tiga sahabat sedang menyaksikan
keindahan Gunung Merapi 
Pemandangan yang sangat indah dapat disaksikan disepanjang perjalanan tersebut. Banyak terdapat gunung disekitar gunung Merbabu, diantaranya Gunung Merapi, Gunung Telomoyo, Gunung Ungaran. Gunung Merbabu ini membentuk garis deretan gunung berapi ke arah utara Merapi - Merbabu - Telomoyo - Ungaran. Demikian juga pendakian melalui jalur Selo juga cukup menarik dari track dan pemandangan alam tersaji begitu indah memukau memanjakan mata dan menentramkan hati dikala sunyi damai, suasana yang membuat nyaman dengan ketenangan dan keindahan. Pemandangan Gunung merapi pun terlihat jelas ketika cuaca cerah.Sebelum lebih jauh melangkah...


1. Transportasi


Basecamp pendakian gunung merbabu jalur selo terletak di dusun tarubatang, Desa genting, kecamatan selo, kabupaten boyolali. Jalur pendakian selo memiliki 2 basecamp yang bisa digunakan. Kedua nasecamp tersebut terletak 50 meter sebelum gapuro jalur pendakian gunung merbabu. Ada papan petunjuk di depan kedua basecamp tersebut sehingga memudahkan pendaki untuk menemukannya .Untuk menuju ke Selo bisa ditempuh dari Magelang atau dari Boyolali. Namun lebih mudah memperoleh kendaraan umum dari Boyolali. 


Untuk menuju ke kota Boyolali dari Semarang naik bus ke Solo atau sebaliknya dari Solo naik bus jurusan Semarang turun di kota Boyolali. Apabila dari kota Yogyakarta harus naik bus jurusan Solo turun di Kartasura, kemudian ganti bus jurusan Solo Semarang turun di kota Boyolali.Untuk menuju ke Selo dari kota Boyolali menggunakan bus kecil jurusan Selo. Bus yang langsung ke Selo agak jarang biasanya hanya sampai Pasar Cepogo, dan dari pasar Cepogo ganti lagi bus kecil yang menuju Selo. Dari kota Boyolali bus kecil yang menuju Selo ini tidak parkir di terminal Boyolali. Pendaki harus sedikit berjalan kaki ke Pasar Sapi di mana bus kecil jurusan Cepogo/Selo berhenti mencari penumpang. Di Pasar ini terdapat patung Sapi yang melambangkan industri peternakan sapi yang menjadi andalan pendapatan masyarakat Boyolali. Anda dapat naik bus jurusan boyolali-magelang kemudian turun di sekitar polres selo.


Dari selo tidak ada angkutan yang bisa digunakan utuk menuju basecamp. Anda bisa menggunakan ojek dengan tarif sekitar 10.000rupiah. Kami saat ini menggunakan kendaraan bermotor, medan dilalui menuju lokasi agak menanjak dan jalan yang rusak serta berlubang sedikit menyulitkan kami, hampir saya terpeleset, Alhamdulillah tidak sampai terjatuh hanya sedikit oleng sehingga memacu adrenalin saya, memunculkan perasaan kwatir dan was-was dalam benak ini. 

2) Perijinan

Setelah sampai di basecamp, kami memarkirkan motor dengan tarif 3.000 rupiah permotor dan tarif regristrasi perorang dikenakan biaya sebesar 4.000 rupiah. Info yang kami dapat disemua jalur pendakian gunung merbabu tidak diberlakukan sistem kuota yang artinya jumlah pendaki gunung merbabu tidak dibatasi kecuali ada hal penting seperti kebakaran hutan, jalur pendakian longsor atau sedang dilakukan pencarian pendaki lain yang hilang. 


Untuk melakukan regristrasi tidak diperlukan surat-surat khusus seperti surat keteranan sehat, surat penganta organisasi, dan surat dari kepolisian. Anda dapat menggunakan KTP atau SIM untuk melakukan regristrasi.  


Gerbang Pendakian Jalur Selo-Boyolali Ada beberapa jalur yg cukup populer di kalangan pendaki untuk mendaki gunung merbabu yaitu jalur cunthel, wekas, thekelan. Jalur-jalur ini berada di lereng sebelah utara serta barat gunung Merbabu dan satu lagi yaitu jalur pendakian Selo yang berada di lereng sebelah selatan gunung merbabu.

Pada kesempatan ini kami ingin memberikan gambaran pendakian gunung merbabu jalur Selo-boyolali. Jalur ini mempunyai lintasan yang relatif lebih panjang dari rute ataupun jalur pendakian yang lain-nya, Dan tentunya akan memerlukan waktu yg lebih lama dalam menempuhnya. Namun demikian pendaki akan menemukan sabana luas dan sangat indah bila memilih jalur pendakian ini. Bahkan ada beberapa pendaki yang menobatkan padang Sabana di merbabu adalah yg terindah di indonesia . 

Perjalanan menuju POS 1 

Setelah melakukan persiapan kamipun melanjutkan pendakian. Diawal pendakian setelah berjalan beberapa langkah dari gerbang pendakian akan kita jumpai vegetasi berupa hutan pinus merupakan area yang cocok untuk camping. Disepanjang perjalanan ini diawali dengan jalan yang terbilang landai dan cukup jelas serta akan ditemui beberapa petunjuk arah yang menuntun para pendaki. Dari basecamp menuju pos 1 membutuhkan waktu sekitar 60 menit perjalanan.  


Pos 1 

Di Pos 1 tidak ada sebuah bangunan sebagaimana ketika pendakian Gunung Lawu, hanya sebuah tanda dan sebidang tanah datar yang cukup untuk mendirikan 2 tenda ukuran sedang. Dan Posisinyapun terletak ditengah-tengah hutan sehingga tidak bisa melihat pemandangan, apalagi perjalanan dilakukan di kegelapan malam, hanya rerimbunan menutupi malam kelam waktu itu bahkan sang rembulanpun sinarnya samar terbayang rerimbun pepohonan. Orang yang tidak memperhatikan tanda, ia tidak akan tahu mana posisi pos 1 yang telah dilewatinya. 



Hari semakin Gelap jarak antar personil team kami agak berjauhan, akhirnya saya memutuskan untuk sholat jama’ sendirian, dan dua teman saya berjaga sembari menunggu yang lain, selang sekitar 10 menit rombongan team kami telah sampai pada tempat dimana saya mengerjakan sholat. Akhirnya gantian saya untuk berjaga, sedangkan yang lainnya sholat berjama'ah. 


Setelah mengerjakan sholat kami melanjutkan perjalanan. Jauhnya hingar bingar kehidupan kota mengiringi perjalanan ini. Semakin jauh kaki ini melangkah, semakin ke tengah hutan belantara kami dikejutkan dengan suatu suara yang tidak begitu asing ditelinga. Di tengah hutan belantara, ternyata ada rombongan lain yang sedang asyik menyetel music dangdut oplosan begitu kencangnya. Apakah ini yang engaku cari untuk mendaki wahai saudaraku ??? Ah semua orang tentu punya alasan tersendiri dalam melakukan perjalanan pendakian ini. Bagi saya pribadi alasan utama dalam pendakian adalah mencari ketenangan, mencari suasana damai, hawa segar nan sejuk dan kebersamaan dengan teman-teman.  


Langkah demi langkah kami ayuhkan kaki ini, menapaki jalan dikelamnya malam hari. Ditemani cahaya sinar senter kai tetap menjaga semangat agar sampai tujuan. Suara sayup-sayup, sepoi-sepoi angin malam menambah dingin susana malam tersebut. Kami berjalan tertatih dan berhenti sejenak melepas lelah sembari menanti rombongan. Kode komunikasi kami dengan kata “Mbang Bambang“ juga Lanjut atau break “istirahat sejenak“, sebagai penanda dan mempermudah koordinasi.  

Pos 2

Perjalanan menuju pos 2 jalur yang dilalui masih cukup landai. Merupakan jalur yang masih membentang ditengah tengah hutan tropis. Dan jalanan akan semakin menanjak dengan tanjakan yang sangat terjal ketika mendekati pos bayangan dan pos 2. Dan waktu tempuh sekitar 45-60 menit perjalanan untuk sampai di pos 2. Kondisi pos 2 hampir sama dengan pos satu petunjuk tanda pos 2 dengan sebidang tanah agak datar. Disinipun juga tidak ada sumber mata air sebagaimana pos 1. Dalam kegelapan malam semangat kami tetap terpacu untuk sampai disuatu tempat yang telah direncanakan untuk mendirikan Camp disana. 

Perjalanan Menuju Pos 3

Perjalanan menuju Puncak
Sejenak istirahat dan kamipun segera melanjutkan perjalanan. Dari rerimbunan hutan menuju lereng lereng bukit jalanan masih landai. Langkah demi langkah perjalanan semakin terjal, untuk sampai pos 3 pendaki membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit. 

Pos 3 bernama pos watu tulis. Berupa tanah datar yang cukup luas . Sesampai disana kamipun telah menjumpai beberapa tenda pendaki lain yang telah berdir, target kami harus sampai sabana 2, sejenak istirahat sembari menanti rombongan yang lain. Kami melihat-lihat lingkungan sekitar. Disana telah ada beberapa api unggun yang telah dinyalakan pendaki lain. Kami bertiga (Bowo, Shidiq dan saya) menepis kedinginan dengan banyak gerak dan sedikit istirahat sejenak, sekitar 7 menit rombongan baru kelihatan akhirnya kami melanjutkan perjalanan.

Perjalanan menuju sabana 1 ( pos 4 ). 

Jalur yang dilewati menuju pos 4 termasuk lintasan yang paling terjal sepanjang jalur pendakian selo, Jalur yang dilewati berupa tanah merah berdebu jika siang hari dan sangat licin jika hujan. Digelapnya malam ditemani cahaya senter, kami melanjutkan perjalanan, berat dan capekpun terasa, berpegang dengan ranting, berkayuh dengan tongkat, kami melangkah, hingga akhirnya sampailah di pos 4 (sabana 1) disana telah banyak tenda berdiri. Karena beban rasa capek dan pertimbangan lainnya, akhirnya kami memutuskan membuat tenda disabana 1 ( Pos 4 ).
Foto Diambil ketika persiapan turun dari sabana 1
Empat tenda berukuran sedang muat 4 orang kami dirikan membentuk lingkaran saling beradapan. Ditengah-tengah diantara tenda-tenda kami berdiri, kami nyalakan kompor untuk membuat kopi sekedar penghangat badan dan memasak mie sekedar pengganjal perut-perut kami. Akhirnya kamipun terlelap ditelan kegelapan malam dan dinginnya malam itu.   
   

Menuju Pos 5 ( Sabana 2 )

Suasana di pagi itu cerah dan sunyi. Dan satu persatu mulai terdengar perbincangan yang terdengar di seberang jalur dan dari tenda-tenda team pendaki lainnya. Bertanda mereka telah bersiap untuk melanjutkan perjalanan dan kamipun juga bergegas mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan. Waktu telah menunjukkan sekitar jam 03.45 menit kamipun berangkat melanjutkan perjalanan menuju puncak melewati pos 5 Sepanjang perjalanan menuju pos 5 pendaki akan melewati pemandangan yang sangat indah. Sabana 1 terlihat sangat menawan jika dilihat dari tempat yang tinggi. Jalur yang dilewati tidak terlalu menanjak dan tidak begitu jauh. Pendaki akan melewati jalur yang terletak di lintasan terbuka, untuk sampai pos 5 membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit 

Perjalanan yang menyenangkan kawan...
Perjalanan menuju Puncak
Gunung Merapi dari Sabana 2
Pos 5 sering disebut sebagai sabana 2 karena memang letaknya dipinggir sebuah sabana, ada beberapa pohon dipinggiran yang biasa digunakan tuk penahan angin dan di samping pepohomam itu sering didirikan tenda bagi pendaki yang hendak camp disana. Diremang kegelapan ditemani nyala senter kami bergegas melangkah menyusul pendaki yang telah mendahului kami.  

Pos Jemblongan 

Foto diambil ketika turun dari puncak
Setelah dari pos sabana 2 para pendaki menuju pos jemblongan. Pos jemblonga adalah pos terakhir gunung merbabu sebelum para pendaki meraih puncak merbabu. Di pos jemblongan para pendaki akan menjumpai pohon-pohon Edellweis yang cukup tinggi, ketinggian pohon edelweiis di Pos ini bisa mencapai 3 meter bahkan lebih. 

Foto diambil ketika turun dari puncak

Pemandangan Perjalanan ke puncak dari Pos Jemblongan

Dari pos Jemblongan, Perjalan menuju puncak sudah sangat dekat, stamina para pendaki juga bisa dikatakan sudah banyak terkuras disepanjang perjalanan. Dan kebanyakan para pendaki yang mengadakan perjalanan malam, mereka akan beristirahat sejenak dengan mendirikan Camp disabana 1 ataupun Sabana 2, sehingga bisa mengurangi rasa capek dan memulihkan tenaga. Kurang lebih 30 menit dari pos jemblongan para pendaki akan sampai di puncak Gunung Merbabu.  
Mengabadikan dalam sebuah jepretan, Sun rise
tepat diatas puncak Gunung lawu 
Dari Jemblongan para pendaki harus berjuang kembali, untuk mendaki bukit yang terjal, licin dan berdebu. Puncak Gunung Merbabu masih belum kelihatan karena tertutup bukit. Pemandangan alam cukup menghibur, di sisi kiri terdapat Gunung Kenong dan di sisi kanan terdapat gunung Kukusan yang runcing dan terjal. Setelah berjalan sekitar 30 menit akan tampak puncak Gunung Merbabu. Pemandangan yang sangat indah di depan mata, sekaligus pemandangan yang mencengangkan, karena kita memandang jalur medan terjal yang harus kita tempuh untuk menggapai puncak gunung Merbabu. Berbalik arah pemandanga ke arah Gunung Merapi juga sangat menarik untuk diabadikan dalam jepretan kamera.

Simpangan jalur menuju Puncak Kenteng Songgo
Ketika menuju puncak akan kita jumpai dua simpangan yaitu jalur kekanan merupakan jalur menuju puncak Kenteng Songo, sedangkan kekiri merupakan jalur menuju puncak Triangulasi. Rombongan memutuskan langsung menuju puncak Kenteng Songo, meskipun ada sebagian rekan yang menuju ke puncak Triangulasi dan baru menyusul ke puncak Kenteng Songo. 
Pagi nan sejuk membawa semangat baru
menuju puncak Gunung Merbabu

Semangat-semanagat sebentar lagi sampai
Semua perjuangan letih, lelah sudah pasti sirna dan terbayarkan karena telah mendapati sesuatu yang luar biasa di puncak gunung merbabu, berupa pemandangan yang menakjubkan, sungguh keindahan yang sangat luar biasa. Menyadarkan diri kita tentang keaguangan Allah Ta’ala dan betapa lemahnya diri kita, betapa butuhnya kita kepada Allah Ta’ala. Kita wajib bersyukur kepada Allah, karena Allah Ta’ala telah memberi kesempatan dan kemudahan kepada kita dalam melakukan perjalanan pendakian gunung merbabu ini. Gunung merupakan pasak bumi, begitu dasyatnya hari qiamat ketika gunung tercabut dan berterbangan seperti kapas terhempas angin.

view merapi dari merbabu
Jalur dekat  Puncak Kenteng Songgo
Kenteng Songo

Di Puncak Kenteng Songo terdapat batu berlobang yang dikeramatkan masyarakat. Di puncak ini terdapat batu kenteng / lumpang / berlubang dengan jumlah 9 buah yang hanya bisa dilihat, menurut penglihatan paranormal. Mata biasa hanya melihat 4 buah batu berlobang. Sayapun tidak percaya dengan hal demikian, mungkin sekedar mitos yang dibesar-besarkan oleh masyarakat. Saya sendiri mencoba mengamati dan menghitungnya, berulang kali saya hitung jumlahnya ada 7 lubang. 

Kenteng Songgo telah dipadati tas kerier
dan bawaan pendaki
Dari puncak Kenteng songo kita dapat memandang Gunung Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali. Kearah barat tampak Gunung Sumbing dan Sindoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi akan tampak Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gunung Lawu dengan puncaknya yang memanjang. Memang puncak pada hakikatnya bukanlah tujuan yang utama dalam pendakian, namun sejauh mana kita mampu merenungi hakekat kehidupan dan keberadaan diri dihadapan Sang illahi.
Foto diambil ketika mendaki menuju puncak
Sungguh pemandangan yang sangat luar biasa, dan sebagian besar para pendaki tidak membuang kesempatan ini, mereka memanfaatkan momentum tersebut untuk mengabadikannya dalam jepretan kamera. Suasana puncak sudah dipadati pendaki lainnya, menanti sunrise dan melihat pemandangan sekitar yang luar biasa indahnya. 


Sejenak mata ini memandang 2 orang pemuda dan setengah baya sedang memungutin sampah disekitar puncak. Dari mulut mereka terdengar gumaman. “Ngakunya saja pecinta alam, apa beginikah yang namanya pecinta alam ??? Hanya mengotori alam saja. Seperti itu koq ngakunya pecinta alam, itu mah perusak alam. Miris memang dengarnya, hati ini rasanya ingin membantu untuk memungutin sampah, apa dikata namun diri ini tak kuasa berbuat, karena emang tidak membawa peralatan kantong plastik sampah. Akan tetapi kami sadar, rombongan kami tetap menjaga alam agar tetap lestari dan membawa sampah-sampah kami turun dari gunung. Dari tiada menjadi tiada, tanpa mengurangi dan menambahi. Hanya menyisakan jejak-jejak kami dan kenangan -kenangan kami, yang sedikit terabadikan dalam jepretan kamera . 

Beberapa kenangan di Puncak Merbabu yang terabadikan dalam jepretan  

Mentari telah keluar dari peraduanya
Seperti Negeri diatas awan
 Mengabadikan dalam sebuah jepretan, berdiri tepat sebagai pengingat Diseberang telah tampak gunung Ungaran, Sindoro dan Gunung Sumbing
Sejenak merenung didataran puncak Kenteng Songo
Perjalanan turun dari puncak

Wahai para pendaki 

Jadilah pendaki yang peduli 

Jadilah pecinta alam yang peduli dengan alam

Bolehlah engkau menikmati pemandangan dan suasana 

Tapi tetaplah jaga lestari 

Agar keindahan terjaga tanpa terkotori oleh ulah kalian sendiri 

Lestari alam ini, sebagai bukti 

Bahwa engkaulah pendaki sejati 

Pencinta alam nan peduli 

Keindahan hari ini adalah buah dari kepedulian para pendahulu kita

Jagalah kepedulian kita kepada alam

Yang akan dapat dinikmati generasi mendatang.  


Semoga diberi kesempatan dilain waktu...Sumber : dari pengalaman pribadi dan berbagai sumber sebagai referensi

4 komentar:

  1. gunung merbabu emang keren, apalagi liat sabananya jadi gak pengen turun kakak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. lain kesempatan silahkan berkunjung dan bermain disana. kaka' juga kangen untuk mengulang perjalanan pendakian bersama teman teman.

      Hapus
  2. merbabu, salah satu gunung terindah di indonesia, keren kakak catpernya

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih, disamping mendaki dan menanam tanaman , menulis juga merupakan hobby kami..

      Hapus

Alhamdulillah, semoga bisa istiqomah dan bermanfaat,
Diharapkan setelah berkunjung untuk memberikan komentar
baik berupa saran maupun kritik yang membangun.