Pesona Jemani

Pesona Jemani
Jemani indukan

Minggu, 13 Juli 2014

Berkenalan Dengan Santigi Si Manis Rejo Bonsai Nan banyak Manfaat

Berkenalan Dengan Si Manis Cantigi 

Bonsai Santigi

Santigi Si Manis Rejo Bonsai Nan banyak Manfaat

Berawal dari sebuah perjalanan dan Hobi menanam, waktu itu kami lagi asyik berwisata di Gunung Bromo. Asiknya wisata alam mendaki gunung itu tidak cuma bisa menghirup udara segar, tidak cuma melihat pemandangan alam yang sungguh luar biasa, atau narsis sambil foto-foto view pemandangan cakep saja. Akan Tetapi juga bisa mengenal lebih dekat dengan alam, juga mengetahui apa saja yang bisa dimanfaatkan darinya untuk survival (red : bertahan hidup di alam).   

Pemandangan Santigi di seputar bekas aliran lahar  

Disekitar aliran G. Bromo

Banyak dari teman teman sekedar berwisata ria menghilangkan penat beban pekerjaan diperusahaan. Akan tetapi bagiku lebih dari sekedar itu, yang lain pada sibuk narsis berfoto ria, namun saya lebih asyik mengamati pemandangan dan mengamati Santigi di sekitar kawasan wisata Gunung Bromo. Ini adalah pertama kali saya berkenalan langsung dengan sang Cantigi (red: bukan nama orang) ketika Berwisata di Gunung Bromo. Awal perkenalan kami cuma lewat baca di internet saja. Dari perkenalan itu ternyata tumbuhan yang kelihatannya tidak terlalu menarik ini mempunyai banyak sekali manfaat. 

“Buah Manis Rejo atau Santigi bisa dimakan, daunnya juga bisa” Kata Kang Agus, seorang penduduk sekitar lereng Gunung Lawu, masyarakat di sekitar lereng Gunung Lawu lebih mengenal dengan nama Manis Rejo dari pada Cantigi. Sebelumnya saya enggak tahu sama sekali, kalau tumbuhan yang bernama Cantigi ini ternyata bisa di konsumsi, terutama untuk tujuan survival selama di gunung. Sebagai pendaki kebanyakan tertarik dengan bunga Edelweis atau yang juga dikenal sebagai bunga abadi. Sekilas memang Edelweis lebih menarik dari pada Cantigi, terutama untuk yang belum tahu manfaatnya.

Santigi diSekitar Gunung Bromo
Populasi pohon Cantigi sebenarnya bisa ditemukan di hampir semua gunung di Indonesia. Tanaman jenis ini banyak tumbuh juga di daerah pesisir diatas bebatuan dan tebing. Kebetulan kami menjumpai dan mulai tertarik ketika berjumpa langsung disekitar wisata gunung Bromo. Cantigi ( Vaccinium varingiaefolium ) yang memiliki beberapa julukan seperti Manis Rejo (Jawa), Cantigi (Sunda), Delima Montak (Kaltim) merupakan tumbuhan yang tahan terhadap asap belerang dan tanah kawah beracun. Bisa dibilang juga tumbuhan ini bisa hidup dalam kondisi yang ekstrem. Entah angin kencang, udara dingin ataupun panas. 

Bunga Santigi dipucuk Bromo  
Tegar di bebatuan menjulang  
Tumbuh kembali meski diterpa lahar  
Memerah bak wajah menawan  
Kuingin memiliki seperti dirimu
Wahai bunga santigi... 
Bunga keabadiaan...
Dersanding dengan edelwais nan menawan 
Menurut saya seorang pendaki harus mengenal dekat dengan tumbuhan yang satu ini, karena bisa digunakan untuk bertahan hidup jika kebetulan kehabisan perbekalan selama pendakian. Saya sendiri sering mendengar disekitar lereng Gunung Lawu bahwa buah Cantigi atau manis rejo yang berwarna hitam rasanya sedikit manis, ada rasa pahit sedikit dan berserat sedikit . Bahkan tanaman ini merupakan jenis tanaman terbaik untuk dijadikan bonsai. 

 Nilai Seni Bonsai Santigi 
Sedangkan daunnya berasa sedikit asam dan berserat. Selain untuk tujuan survival, buah dan daun muda Cantigi bisa dimakan untuk menambah stamina serta nutrisi bagi para pendaki. Ada juga yang bilang kalau Cantigi juga berkhasiat sebagai obat demam dan penyegar badan. Hemm… Saking banyaknya manfaat dari tumbuhan ini, boleh dong kalau saya menyebut si Cantigi ini adalah pelindung para pecinta alam. Tanaman Santigi merupakan tanaman yang bagus buat bonsai, kalian tentu tahu bukan, keunikan dari bonsai santigi adalah kayu yang berserat dan tahan lapuk, bentuknya pun alami disertai bebatuan keras yang membingkai membuat santigi menjadi pujaan para penghobi bonsai tanaman. Para pemburu bakalan bonsai santigipun semakin marak meskipun sulit untuk mendapatkannya dibukit tebing bebatuan, dikarenakan banyaknya peminat dan harganyapun lumayan mahal dibandingkan jenis bonsai yang lain. Tanaman ini harus dijaga kelestariannya, sebagian wilayah telah menetapkan tanaman santigi menjadi tanaman yang dilindungi.

Membedah Istilah Cobra Katalog


Cobra Katalog, Dari Mana Istilah itu Berasal ?



Anthurium Jemani Cobra
Anthurium jenmanii Cobra Katalog atau sering di sebut dengan istilah kerennya CC, sedemikian angkernya sekaligus kerennya istilah itu buat kalangan penghobi Anthuriumania. Belum bisa disebut kolektor papan atas bila belum memilikinya. Lalu apa bedanya jemani Cobra yang muncul dengan sekian banyak varian itu dengan jemani Cobra Katalog ?
Soal pembeda antara yang Katalog dan bukan Katalog mungkin Anthuriumania sudah banyak yang tahu. Yang belum banyak terungkap adalah dari mana datangnya atau siapakah yang memulai mengenalkan istilah "katalog" di belakang nama jemani Cobra tadi ? 
Dikenalkan oleh Anshori sekitar tahun 90an, jemani cobra sebetulnya adalah sebuah nama yang mengacu pada sosok sebuah jemani yang mirip ular cobra. Dalam perkembangannya kemudian ada sejumlah kultivar jemani yang bentuknya mirip cobra. Kemudian mulailah orang mengenal yang namanya Cobra Katalog yang dijadikan patokan sebagai pemegang kasta tertinggi diantara sekian banyak varian jemani cobra.


 "Istilah Cobra Katalog itu awalnya berasal dari buku tulisan Markus," tutur Rony pemilik Indah Nursery di BCD Tangerang Kav. 5. Ia yang kebetulan kawan dekat sang penulis ingat betul bagaimana istilah itu berasal.
Seorang penulis buku yang cukup kondang yang juga kolektor kakap Anthurium benama markus, dalam bukunya pernah mendeteksi sejumlah varian jemani cobra. Untuk melacak berbagai varian jemani cobra itu Markus sampai berkeliling Jawa. Nah, sejumlah jemani cobra yang ada di buku Markus itulah yang kemudian dijadikan katalog buat mendeteksi dan mendefinisikan jemani cobra.
"Dari situlah lalu muncul istilah Cobra Katalog. Yakni yang mirip dengan yang ada di buku-buku Markus," tandas Rony. Istilah Cobra Katalog sebenarnya hanya ungkapan yang ada di buku. Dan Cobra Katalog itu bukan merupakan jenis, kultivar atau varian jemani, terang Rony.
Seiring berjalannya waktu. Di kalangan pemain jemani, mulai dari kolektor, kolekdol, maupun breeder tanpa menyadari telah menyepakati bahwa Cobra yang sekarang menjadi jenis Anthurium termahal di Indonesia bahkan sejagad, adalah Cobra yang berpunuk. Dan nama Katalog telah melekat dibelakang nama Cobra sampai sekarang ini.Demikianlah sejarah singkat munculnya istilah Cobra Katalog. 
Sumber: jemani-klaten.blogspot