Gairah Anthurium di Lereng Lawu
Kontes Anthurium Solo Raya |
Sejak akhir tahun 2012 lalu, Andriana Irawan alias Wawan, pemilik d2+ Nursery Karanganyar, Jawa Tengah, rajin mengumpulkan biji anthurium jenmanii variegata. Dia tengah membibitkan tanaman unik nan eksotik itu.
Gairah Wawan menular pada petani anthurium lainnya. Mereka ramai-ramai memulai lagi usaha yang sempat ditinggalkan karena harga jenmanii yang jatuh di tahun 2008 lalu. Harga OC yang pada bulan Februari 2013 hanya dihargai Rp 500 per biji, di bulan Mei melonjak drastis menjadi Rp 7.000-Rp 10.000 per biji. Harga jemanii mangkok, kobra, variegata bibit daun 3-4 harganya mencapai Rp 750 ribu dan daun berukuran 10 sentimeter harganya hingga Rp 5 juta.
Anthurium Jemani Mangkok |
“Saya sendiri sempat kaget kok harganya sangat tinggi walaupun belum bisa menyamai harga saat ramai-ramainya dulu,” ujar Wawan. Gairah masyarakat akan anthurium sebenarnya mulai terlihat saat Kontes Nasional Anthurium Solo Raya di Taman Balekambang, Solo, awal Februari lalu. Kontes ini lalu diikuti kontes berikutnya di Salatiga pada Mei 2013 lalu. “Kontes di Salatiga minat peserta luar biasa. Ratusan orang mengikuti kontes ini. Banyak pemain baru meski ada juga pemain lama yang muncul lagi setelah sekian lama off,” kata Wawan.
Investasi
Banyak hobiis pemula yang rela berinvestasi sekian banyak untuk memborong anthurium. Beberapa contoh yang paling diminati adalah jenmanii kobra dan mangkuk. Transaksi saat kontes pun banyak terjadi. Bahkan, menurut Sujarto alias Mbah Suyar, petani anthurium dari Balong, Karanganyar, selepas kontes di bulan Februari, permintaan anthurium semakin meningkat. Wawan menambahkan, kenaikan harga OC yang ratusan kali lipat membuat dia berhenti membeli OC pada kisaran harga Rp 8.000 per biji. ”Dimana-mana orang borong OC. Saya sudah tidak beli lagi sekarang,” katanya.
Anthurium Jemani Lemon Setelah harganya ambruk di tahun 2008, tak banyak petani yang masih menekuni pembibitan dan penjualan anthurium. Menurut Wawan, pasca tahun 2008, hanya lima petani yang masih aktif, termasuk dirinya. Mereka lalu membentuk komunitas bernama Komunitas Anthurium Solo Raya. Pada 2012, jumlah anggota komunitas ini meningkat menjadi 24 orang. Mereka lalu menggelar kontes anthurium di Solo pada awal Februari 2013 lalu.
Menurut Wawan, kendati booming anthurium berakhir pada 2008, sejatinya penggemar tanaman ini masih ada. Akan tetapi, hobiis anthurium umumnya memilih jenis yang benar-benar eksotis dan jarang ada. Salah satunya, variegata, yang sebenarnya “kelainan” pada anthurium. Daun tanaman itu tidak sepenuhnya berwarna hijau, melainkan agak kecokelatan karena genetis. “Kalau hobiis pemula yang belum terlalu paham, bisa tertipu oleh pedagang yang hanya ingin cari untung. Daun kena hama dan berwarna kecokelatan, dibilang variegata,” kata Wawan. Penipuan lain, misalnya, daun kuning terkena sinar matahari, oleh pedagang yang kurang jujur disebut anthurium golden. Penipuan pula yang masih sulit dikontrol oleh komunitas. Banyaknya jenis anthurium baru dan ketidaktahuan masyarakat menjadikan hobiis pemula sasaran empuk penipu. Menurut Wawan, modus yang sering terjadi adalah mencatut nama nursery besar untuk produk mereka. Padahal, kualitasnya tidak bagus. Pembeli yang protes kepada nursery itu akhirnya harus kecewa karena ternyata produk yang mereka beli memang bukan hasil breeding dari nursery bersangkutan.
Kenalilah Ciri Khas Anthuruium Agar Tidak Kena Tipu
Diantara ciri khas Anthurium Jemani adalah karakter dari tanaman tersebut, dengan mengenal karakter yang dimiliki pada anthurium jemani, maka akan mudah membedakan jenis lainnya. Dari situlah penamaan muncul, disamping itu penamaan jenis karakter dimunculkan oleh master yang telah menemukan atau menghasilkan varian baru dari hasil penyilangan yang telah dilakukannya.
Anthurium Golden tulang merah |
Salah satu cara untuk mengurangi penipuan, kata Wawan, adalah dengan menghasilkan jenis-jenis anthurium yang punya ciri khas dan selalu dicari. Dia mencontohkan, anthurium Escobar, besutan Budi Ramayana Magelang yang sampai sekarang masih dicari kolektor. Konon, jemanii Escobar adalah persilangan dari jemani cobra catalog dan jemani Esmeralda. Penyerbukan silang secara buatan itu menghasilkan jemani unggul yang harganya dibandrol belasan hingga puluhan juta rupiah.
Anthurium Jemani Cobra
Menurut Wawan, terkadang, kelemahan petani yang sudah sukses adalah enggan memperkaya diri dengan ilmu baru guna menghasilkan jenis anthurium unggulan. Kebanyakan petani hanya mengikuti tren dan berharap untung besar. Akibatnya, saat stok menumpuk, harga pun jatuh dan petani terpuruk. Kondisi itu antara lain terjadi saat booming anthurium lima tahun lalu. Akibat jumlah produk terlalu banyak, harga pun anjlok. “Sebenarnya sebelum anjlok, sudah saya prediksi. Saya ajak teman-teman untuk membuat jenis anthurium unggulan. Tapi, banyak yang tidak mau karena merasa produknya sudah laku,” kisah Wawan, yang sampai kini masih terus melakukan riset untuk menghasilkan anthurium unggulan.
Di nurserinya, Wawan menyimpan beberapa jenis anthurium langka seperti kobra, kobra Colorado, dan golden truly tulang merah yang dibanderol hingga Rp 35 juta. Meskipun demikian, dia juga masih menjual gelombang cinta, yang dulu sempat menjadi tren. Meski tidak sebanyak dulu, penggemar tanaman ini ternyata masih ada.
Perawatan Mudah
Anthurium Jemani Kol Salah satu yang membuat banyak orang jatuh cinta dengan tanaman ini adalah perawatannya yang mudah. Anthurium tidak perlu disiram setiap hari. Bahkan, jika terlalu banyak air, tanaman hias ini akan mati. Selain itu, anthurium juga dapat dijadikan tanaman hias di dalam ruangan karena tidak membutuhkan terlalu banyak sinar matahari. Bahkan, anthurium tumbuh dengan baik di daerah dingin.
Media yang digunakan, kata Wawan, adalah akar pakis, sekam, atau biji kapuk. Sebisa mungkin semuanya steril atau difermentasi terlebih dahulu. “Perlakuan yang tepat akan menghasilkan tanaman yang baik,” kata Wawan yang mengirim produknya hingga ke luar kota.
Sumber : Admin Flona dan diubah dengan gaya bahasa dan penambahan tanpa mengurangi makna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Alhamdulillah, semoga bisa istiqomah dan bermanfaat,
Diharapkan setelah berkunjung untuk memberikan komentar
baik berupa saran maupun kritik yang membangun.